Sep 26, 2013

Toilet training Audrey

One of the dreadful moment yang takut malas banget gue hadapin itu adalah toilet training. Denger cerita orang - orang tentang ngajarin anaknya untuk bisa pipis dan pup di toilet itu rasanya campur aduk, ya antara penasaran, was-was, takut ga berhasil de es be. Ada yang kasih tau pakai metode dengan cara dudukin anak di atas wc 1 jam sekali (wueekss, kebayang malesnya), ada yang cuek aja anaknya sampai 3 tahun masih pakai pempers, ada juga yang bikin salut dengan cerita di usia 15 bulan anaknya sudah berhasil toilet training, dan berbagai macam cerita lainnya.

Awalnya gue ga punya tekad apa-apa sama toilet trainingnya Audrey, tapi sejak muncul kedatangan si kakak asisten rumah tangga, gue berpikir yaaaa gak ada salahnya untuk sesekali membiasakan Audrey ga pakai pempers, kan udah ada yang bantuin nyuci sekarang (fyi, Audrey bisa dibilang 24 jam selalu pakai pempers, yes gue takut nyetrika-nya bukan nyucinya). Dannnnn sejak tekad itu datang ga nyangka banget Audrey sukses dengan gemilang toilet training-nya dalam waktu cepat dan singkat (tepok tangan buat diri sendiri).

I would like to share my personal tips for toilet training. The do's, the don't and the possibility. Siap -siap ya, ehmm ehmm...

Oiya, yang musti ada untuk gue adalah dudukan wc for toddles. Gue ga menyarankan pispot untuk kalian mamah2 yang males bolak - balik bersihin pispot. Kalau didudukan wc, tinggal flush, cuci, kelar sudah. Dudukan wc Audrey cuma pakai seperti yang ini :

  1. Yang pertama kali musti disiapkan itu adalah mental mamanya. Musti siap mental capek, mental kecewa, mental cucian banyak, mental sewot karena 1 kali berhasil dan kali berikutnya enggak, dan mental perasaan dengan anak yang paling penting.
  2. Entah diusia berapa kalian memutuskan untuk toilet training, sebaiknya dimulai saat mamanya sudah yakin mau mencoba, hal hal seperti ini ga bisa setengah - setengah, bikin capek sendiri. Di kasus Audrey, gue mulai persis di usia 22 bulan.
  3. Jauh - jauh hari sebelum due date untuk melepas pempersnya, gue udah sering banget ngiklan soal keperluan pipis dan pup di wc. Misalnya gue ajak ngomong pas lagi mandi, "Audrey, ini wc tempat buat pipis dan pup, suatu saat Audrey akan lepas pempers, dan mulai pipis dan pup di wc seperti mama dan papa". Jawaban Audrey tiap gue ajak ngomong gitu adalah.... nyiram gayung ke baju gue, jrenggg.... Gak mudah putus asa, tiap ada kesempatan selalu gue iklanin fungsi wc itu apa, sebodo deh anaknya ngerti apa enggak sama kalimat gue.
  4. Kalau bisa, sebaiknya 3 hari pertama anaknya jangan dibawa jalan- jalan dulu, ribet cuy kalau dibawa jalan-jalan, gue orangnya kan ga mau rempong hohohoho
  5. Untuk kasus Audrey, niat awalnya gue mau dudukin dia 1 jam sekali di wc. Apakah berhasil? Ooo... tentu tidak. Yang ada 1 jam itu kelewatan karena gue asyik nonton TV, atau sebelum jam yang gue tentukan anaknya udah keburu pipis, belum karena lupa. Jadi ujungnya, gue cuma dudukin dia di wc kalau gue inget atau malah cuma gue tanya, "mau pipis ga?.
  6. Saat Audrey pipis ga di wc, gue selalu ajarkan dia untuk ambil lap pel dan lap bekas pipisnya. Sedikit saran, jangan marah atau mengkritik ketika dia pipis sembarang, tapi encourage dia untuk yakin suatu saat dia akan bisa pipis di wc.Point no 6, yang paling penting nih... harus punya hubungan PERCAYA dengan anak. Setelah kira2 1 minggu gue ga berhasil untuk pipisin dia di wc tepat waktunya, tiba tiba dia manggil gue dan bilang "ma, pipisss". Awalnya gue anggep angin lalu, dan malah gue suruh dia "pipis aja disituu" (self toyor, waktu itu lagi sibuk baca novel, nanggung). Trus dia malah pasang muka melas, dan bilang lagi "pipis pipis pipis". Dengan setengah hati gue tutup itu novel, trus ya gue angkat dan dudukin dia di WC.  Seperti yang gue kira, dia cuma duduk di wc dan ngoceh2 sendiri. Tapi 1 menit kemudian, apa yang terjadi seterusnya? Anak saya pipiss dengan gemilang di wc. Terharuu bangett, langsung nelpon suami yang udah di kantor kasih tau kemajuan toilet trainingnya.
  7. Dihari yang sama, Audrey 3 kali pipis di wc dan 1 kali pup di wc, dan 1 kali pipis sembarang. Untuk 2 hari setelahnya pun masih sama, ada yang berhasil pipis di wc atas permintannya, dan ada juga yang tiba-tiba ngocor sendiri. 
  8. Saat pertama kali gue coba jalan-jalan ga pakai pempers itu gue cuma bawa Audrey belanja sekitar 2 - 3 jam perjalanan, dan anaknya 1 kali pipis setelah gue tanya.
  9. Ajaibnya, setelah Audrey mengenal akrab pipis dan pup di wc, setiap tidur siang atau tidur malam, dia pun ga pernah pipis/ngompol. Awalnya gue masih pakein dia diapers saat tidur siang dan malam, tapi tiap gue cek selalu kering diapersnya. Dan baru malam ini gue mencoba untuk tidak memakaikan diapers saat Audrey tidur malam. Tes aja, percaya saja, memberi saja...
  10. Berterima kasihlah pada sang Anak saat dia berhasil pipis atau pup di wc, karena itu berarti mengurangi kerepotan kita kan.
Naaahh, gak susah kann? Untuk toilet training ini, ada 1 kalimat yang pas untuk ngegambarinnya secara tepat, yaitu When there is a will, there is a way... 

Happy Toilet Training, folks!


No comments:

Post a Comment