May 16, 2013

Anakku 18 bulan

Gak kerasa udah 18 bulan anakku tumbuh dan berkembang. Sampai sekarang masih suka takjub kalau anak cilik ini pernah nangkring di perut 9 bulan, bikin nangis ga tahan gatel di kulit perut, bikin susah tidur, eeeh sekarang sama aja (#lho) sama-sama suka bikin pengen nangis kalau lagi GTM, bikin susah tidur eeh itu enggak sih, secara anak gue hobby banget tidur. Sekarang suka senyum senyum sendiri lihat bentuk komunikasi antara aku dan dia yang udah 2 arah banget. Sejauh ini, perbendaharaan katanya udah :

"Papah ... "
"Mamah..."
"...pungg" (ompungnya)
"...maaaaaa" (oma2nya)
"Kakakk"
"dekkk" (kalau liat bayi, yang ini gue ga ngerti nyadar dari mana, apa dee itu maksudnya dia ya?"
"Mau"
"....kaaa" (buka)
"tuuppp" (tutup)
"Bibii"
"Zuzu"(iya, pake Z bukan S)
"iiiiii" (kalau ngeliat binatang mati, atau sesuatu yang menjijikan buat dia"
"Nyanyaa" ini kalau mau nonton video lagu anak-anak di tv ataupun di tab
"No... NOo" ini kalau dia ga mau, atau liat stecker listrik
"duduuu'"minta duduk 
"psssss" masuknya pipis atau tissue, atau air tumpah 
"Bau" kata berikut setelah iiiiii
"Kakii"
"Mamamm" (makan)
"Inongg" (minta digendong belakang, which is maksudnya krn gue sering nyebut ning nong saat dia ajak main, jadi itu asumsi dia untuk naik kuda-kudaan"
dan mmm apa lagi ya? masih banyak cuma lupa heheheh

Sejauh ini ya ngeliat karakternya sepertinya Audrey itu anaknya rapi dan teratur (gak gue banget zzzz) soalnya dia ga suka melihat barang ga pada tempatnya. Selalu dengan rajin dikembalikan ke tempat semula. Bahkan sampai BB gue ga boleh dipegang bapaknya ataupun sebaliknya. Setiap liat Papanya pegang bb atau tab-ku langsung diminta dan dikembalikan ke orangnya masing - masing. Dan Audrey itu rajin, liat tissue berantakan dikit langsung dengan semangat 45 dibuang ke tempat sampah (enak juga sih bisa disuruh-suruh hihihihi)

Tapiiiii jangan sampai deh memaksakan dia sesuatu yang dia ga mau, zzzz langsung muncul premannya. Nah hal ini nih yang sering banget muncul saat kasih dia makan. Haduhhh ampun banget deh, mulai dari tangan gue didorong, tutup mulut setutup tutupnya, sampai kaburrr dari gue!!

Audrey itu juga ga suka kalau mukanya basah kena air (baca: keramas) tapi proses main air dan mandinya dia seneng banget. Begitu mulai diguyur rambutnya langsung deh rebutan gayung sama gue. Tapi sih gue tetap selalu bilang kalau mau siram kepalanya, jadi ya dia marah - marah gue cuek aja. Untung anaknya ga pendendam, abis marah gue ajak main dikit langsung ngikik kegelian.



Well, so far itu sih perkembangan luar biasa anakku yang keinget sekarang. Tapi tiap hari ada aja keajaiaban yang dia buat dan membuat gue gak pernah lupa untuk bersyukur.

I love you Nak... 

May 13, 2013

Tips before you go dive


Secara ya, disini gue terpaksa mengurangi hobby jalan ke mall, mau ga mau harus pinter2 eksplorasi waktu dan menyesuaikan kondisi. Jadilah pilihan hobby beralih ke Diving. Secara ompungnya Audrey jauh – jauh dari Jakarta untuk disewa (---hehehehe) maka langsung deh tuh ya cuussss dimanfaatin untuk ambil license divingnya.

Mengingat gue ini city girl sekali, jadi yang pertama kali di browsing adalahhhh….. Perawatan Rambut dan Kulit. Yep. Gak salah kok. Soal tetek bengek divingnya percaya aja ama suami, learning by doing. Setelah klik sana klik sini, menyesuaikan budget, dan kondisi toko disini, jadilah pilihan produknya jatuh kepadaaa………..


Before Diving
  1. Untuk rambut, sebelum diving dimulai, sebaiknya rambut dalam keadaan setengah basah dan dikepang. Kenapa? Krn ternyata rambut yang terjalin halus akan membuat air laut susah untuk meresap ke dalam helaian rambutnya. Sebelum dikepang, dibalur dulu deh tuh sama body shop brazil nut define and no frizz leave in conditioner.  Sebagai pelengkap, tutup ya rambutnya dengan hood. Alasan gue pake hood, karena gue orangnya agak parno, takut sama binatang2 kecil yang suka nyangkut di rambut.
  2. Dari rambut turunn lah ke muka. Untuk muka gue pakai Nivea Sun Immediate sun protection dengan 50spf. Di note ya, sunblock muka sebaiknya dipakai 20 menit sebelum nyemplung. Kenapa? Karena kalau belum menyerap, saat terkena air bisa bikin perih mata. (kata instruktur yak, bukan kata gue)
  3. Nah, baru deh terakhir body yang dibalur sama Sunblock Watersport yang spfnya juga 50. Tapi karena gue pake wetsuit juga, jadi gue cuma focus pemakaian sunblock ke punggung dan leher.


In between

Sehabis diving, rambut dan muka sebaiknya langsung disiram dengan air tawar.  Nah nanti kalau mau nyemplun ke spot ke dua, diulangi lagi langkah – langkah before-nya.

After diving:
  1. Udah kelar semua, buru-buru deh tuh rambut dikeramas pakai shampoo biasa aja, nanti kalau adayang ngeringkel-ngeringkel, semport pake Loreal anti dry frizz.
  2. Untuk muka, gue cuma pake body shop aloe shooting day cream. Disarankan untuk pakai cream yang banyak mengandung aloe vera-nya, karena air laut menyebabkan kulit kering.
  3. Dan last but not least, untuk badan, gue pakai Vaseline  aloe fresh yang warna hijau ituu lhooo dan rasanya bikin adem, dingin, nyegerin banget


Nahhhh… itu baru produk perawatan aja ya, next, I’ll be posting about the first experience..

May 3, 2013

blood (not) related

A decade...

"Friends can help each other. A true friend is someone who lets you have total freedom to be yourself -- and especially to feel. Or not feel. Whatever you happen to be feeling at the moment is fine with them. That's what real love amount to  -- Letting a person be what he really is" -- Jim Morrison


"Sometimes being a friend means mastering the art of timing. There is a time for silence. A time to let go and allow people to hurl themselves into their own destiny. And a time to prepare to take up the pieces when it's all over" -- Octavia Butler

Randy dan Anessa Pijoh


... Love does not begin and end the way we seem to think it does. 
Love is a battle, love is a war, love is a growing up...

Dua Tahun dan bertambah.... 

Ga terasa udah masuk 2 tahun aja usia pernikahannya. Semakin kesini, semakin mengenal 1 sama lain lebih dalam, semakin belajar mengurangi ego, semakin semangat berkompromi dengan sesuatu hal.  

Masuk keangka dua tanpa disadari membuat gue untuk belajar dewasa. Kayak anak kecil, usia dua tahun itu sudah pasti mantap melangkah, untuk itu gue dan suami banyak mengambil tindakan yang pastinya akan mempengaruhi perjalanan hidup kami kedepan.

Tahun ini juga, kita belajar untuk mengambil satu keputusan besar untuk investasi di rumah dan tanah. Karena suami punya cita-cita untuk tua ditempat asalnya, jadilah kita ambil tanah kecil di tempat asal suami, Tomohon. Selagi berjalan, kita juga ambil keputusan untuk beli rumah di Manado. Kalau mau ikut hati sih maunya beli rumah di Jakarta aja, tapi realistisnya beli rumah di Jakarta juga sudah ga practical karena jarak dan lokasi lahan kosong cuma ada di pinggiran saja. Dan ditambah lagi kita ada apartement  1br di Jakarta yang kedepannya sih pengen tukar dengan yang 2 br (Aminn aminnn, semoga rezeki lancar ya Tuhan)

Nambah Adek buat Audrey? Yah, hal ini juga sudah kita pikirkan matang - matang sih, rencana mau coba nambah- nambah di tahun depan... Tergantung dikasihnya kapan oleh Tuhan hehehe...

Nothing more to say about this matter, we don't celebrate much. Bukan apa-apa, tapi buat kita, duduk dirumah, pakai baju rumah, pelukan di tempat tidur, dan digerecokin sama Audrey is still the best way to spend our time together.

Death and Memory

"... The life of dead is placed in the memory of the living" -- Cicero


Bukan mau ngomong yang sedih-sedih. Tapi baru dengar berita yang mengejutkan, kakak dari seorang kenalan meninggal diusia yang masih muda banget. Gue pun sebenernya cukup dekat dengan si seseorang itu dan jelas banget rasanya kaget luar biasa.  Berita kematian seseorang selalu mengejutkan pastinya ya, tapi sejak gue liat sendiri pada saat almarhum ayah gue menghembuskan nafas terakhirnya, dalam hati kecil gue merasa bahwa death isn't that scary at all

Gue bicara bukan mau sok tahu soal agama ataupun tentang the afterlife. Jujur aja gue susah untuk nangis saat menghadapi kematian, bukan ga sayang atau ga peduli, but lets face it... they are gone to some better place. Yaaaa.... ga ngerti juga sih soal heaven and hell, tapi coba dipikir.... kita sering banget sebagai manusia meratapi nasib, mengeluhkan hal hal sepele di sekitar kita jadi bukannya dengan meninggal kita bisa terlepas dari hal yang kita keluhkan tersebut ya? 

Gue selalu setuju dengan frase ".... jangan ditangisin, nanti arwahnya ga tenang". Buat gue, menangis saat menghadapi kematian itu bukan untuk jasad ataupun roh yang meninggal, tapi lebih kepada menangis untuk orang - orang terdekat yang ditinggalkan, menangis untuk rasa rindu keluarga yang tidak dapat disampaikan lagi, menangis untuk hari - hari disaat kita berharap masih bersama sosok tersebut, menangis untuk pesan - pesan yang terlambat disampaikan. 

Hmmm.. Jadi sedikit melankolis, selalu berhara untuk keluarga yang ditinggalkan agar tetap sabar dan tabah menghadapi musibah(?) ini.



Cry for those whose left behind...